"Sebodoh - bodohnya orang ialah orang yang tak mampu memperoleh kawan - kawan untuk dirinya, namun yang lebih bodoh lagi adalah mereka yang membuat kawan - kawan nya pergi". (Ali Radhiayallahu Anhu)
Besarnya pengaruh kawan bagi saya pribadi terasa saat memasuki usia SMP, SMP kelas satu saya mulai jauh dari orang tua. Perlu 3 jam jika ingin bertemu orang tua saat itu, akan tetapi sistem di sekolah hanya membolehkan minimal 1 bulan satu kali untuk pulang itu pun jika kondisi kita sehat kalau sakit masih diperbolehkan untuk dijemput dan pulang ke rumah dengan alasan yang jelas pastinya.
Karena 1 bulan sekali bertemu dengan orang tua otomatis keseharian hidup dengan kawan - kawan yang berbeda latar belakang keluarga, budaya, kebiasaan. Kita tinggal di asrama - asrama, kebetulan kita di Pondok Darul Arqam Garut daerah yang terkenal dengan domba, dodol, kulit, dan tentunya silat.
Pertama kali menginjakan DA (Darul Arqam) tidak pernah terfikir saya akan betah karena harus menghadapi lingkungan baru. Asyiknya di pondok ini adalah kita wajib melaksanakan shalat shubuh berjama'ah, jadi jam 3 maksimal jam 4 dini hari sudah bangun karena kalau tidak para pembina yang akan bertindak. Hawa dingin karena di kaki gunung itu menjadi hiasan kita saat shalat shubuh. Tidak sedikit para santri yang memakai jaket dan idung yang meler karena menahan hawa dingin yang menyusup sampai ke tulang, kita mencoba untuk menikmati itu semua. Bahkan takjubnya saat itu adalah melihat para senior jam 3.30 berani mandi, air di pondok itu dingin nya minta ampun, wudhu saja bagi kami sebagai santri baru saat itu perlu mengusap - ngusap wajah saking dingin nya.
Setelah shalat shubuh kita masuk kelas dengan menggunakan seragam hitam putih (mirip pegawai colombia furniture he he) dan mulai belajar, yang biasanya di rumah setelah shubuh tidur ini mulai belajar, pelajaran pagi berakhir jam 6.15 setelah itu langsung sarapan pagi. Ini yang tidak akan terlupa sampai kapan pun, sarapan pagi di pondok keren banget jadi setiap santri mendapat jatah telor bulet itu hanya setengah, satu kerupuk putih dan ditaburi kecap itu pun kalau masih ada kecapnya karena rebutan dengan santri - santri yang lain. Waktu untuk sarapan hanya sampai pukul 7 setelah itu masuk kelas lagi sampai jam 11.30 istirahat samapai jam 15.00, jam 15.30 masuk kelas lagi sampai jam 17.30 kemudian istirahat sampai jam 19.15 masuk kelas lagi sampai jam 21.00 kemudian pulang ke asrama masing - masing, kadang tidak langsung tidur karena ada beberapa tugas yang perlu di selesaikan, ada hafalan yang perlu di setor, yang aktif di organisasi ada rapat yang perlu di ikuti untuk membuat program, yang ikut perlombaan perlu latihan dan masih banyak kegiatan yang lain. setiap hari itulah aktifitas di pondok, seleksi alam ada yang bertahan dan ada yang tidak dan saya termasuk 6 tahun sampai 3 SMA.
Selama 6 tahun hidup dengan kawan, dimusuhi, disayang, nangis bareng - bareng, senang bareng - bareng, saat kehabisan uang karena belum ada kiriman wesel (dulu belum ada ATM) makan hanya dengan kecap, nasi dengan buah pisang, nunggu libur mingguan jadi hari jum'at itu hari libur (kalo di sekolah lain hari minggu liburnya, kita hari minggu masuk kelas seperti biasa) biasanya yang asli garut pulang rumah dan kita biasanya menyempatkan dan memaksakan ikut hanya biar bisa makan enak wkwkwkwkwkwk
hhhhhhhhh banyak yang saya pelajari dari kawan - kawan Pondok saya, sampai kapanpun tidak akan pernah tergantikan, mereka adalah guru saya setelah orang tua dan para asatidz, tulisan ini hanya 0, 000000 persen dari cerita sepenuhnya, pengalaman mengajarkan kawan sangatlah berarti....i mizz u gals......