Minggu, 23 Februari 2014

Islam itu teliti....

Hari ahad tgl 23 kemarin di Masjid Jogokaryan ada acara Milad kawan - kawan ITJ (Indonesia Tanpa JIL: Jaringan Islam Liberal), ini adalah milad yang ke-2 dan pusat nya di masjid Jogokaryan. Organisasi ini didukung oleh para aktifis lintas organisasi yang di dominasi para mahasiswa, ada yang dari HMI - KAMMI - HTI - IMM dan masih banyak lagi. Menjadi menarik karena sepengetahuan saya, biasanya para ormas ini sibuk di urusan dakwah masing - masing organisasi, di ITJ ini mereka bersatu untuk memerangi faham liberalisasi yang sudah masuk ke ranah islam terutama tauhid.
Acara milad kemarin di ramaikan tiga acara: 1) donor darah, 2) pembagian jilbab di sunday morning UGM, 3) pengajian di masjid jogokaryan yang di sampaikan oleh Ust. Ridwan Hamidi (salah satu pakar tarjih Muhammadiyah).
Acara pengajian sore hari dan mengupas sedikit tentang tauhid, kenapa sedikit? karena berbicara tauhid tidak cukup dengan 1 jam 30 menit, walaupun waktu yang singkat tapi Ust. Ridwan Hamidi mampu menyampaikan dengan baik dan esensi plus krusial untuk diketahui para jama'ah.
Salah satu yang menjadi perhatian kemarin hari adalah saat Ust menyampaikan bahwa Islam itu teliti, ketelitian ini dibuktikan dengan hadis - hadis yang tersebar, asbabun nuzul dan asbabul wurud. Para ulama saat menjelaskan menyampaikan hadis - menjelaskan isi hadis - menjelaskan asbabun nuzul - menjelaskan asbabul wurud itu mempunyai syarat yang kuat siapakah pe rawi nya (yang meriwayatkan), apakah pe rawi nya itu pantas dengan akhlak yang baik, bagaimana riwayat kehidupan pe rowi nya, apakah dari perawi satu sampai ke pe rawi yang lain ada hubungan tidak dengan Rasulullah, se teliti itulah Islam untuk menjaga kemurnian agama Allah ini. Sekarang mari kita bandingkan (sederhana saja) dengan perkataan Aristoteles, adakah pe rowinya? Freud adakah pe rowi nya? Socrates adakah pe rowi nya?
Jelas sudah bagaimana Islam itu menjaga kemurnian isi nya, permasalahan nya adalah (saya pribadi terutama) terkadang lebih banyak memakai ilmu yang keluar dari tokoh yang belum jelas shahih mutawatir atau bahasa ndeso nya valid dan reliable.
Astagfirullahal'adzim...
Wallahu'alam bish shawab....

Guruku tidak pernah "mati"

Tanggal 20 Februari hari kamis minggu kemarin saya diberi kepercayaan oleh rekan Coconut Management Team (CMT) untuk menjadi fasilitator di pelatihan Wakil Kepala Sekolah dari 44 SMK se-Jogjakarta di Wisma Eden 1 Kaliurang.
Usia beliau - beliau ini sekitar di atas 35 tahun, dari segi pengalaman menjadi guru beragam ada yang sudah 28 tahun menjadi guru dan ada juga yang baru 13 tahun, akan tetapi yang menarik dari sharing kemarin adalah pelajaran para wakasek dari awal mula menjadi guru dan suka duka menjadi guru.
Sebagian besar dari hasil sharing para wakasek ini tidak ada yang "kecelakaan" menjadi guru, semuanya dari kecil sudah mempunyai impian menjadi guru, seperti pengalaman wakasek Ibu Rita dari salah satu sekolah swasta di Jogja, menarik untuk disimak pengalaman beliau ini.
Enerjik, ceria, smart pandangan awal saya terhadap beliau ini, senyum yang tidak pernah lepas serta mampu menyegarkan suasana itulah Bu Rita, beliau menceritakan pengalaman bagaimana awal menjadi guru, sekitar tahun 85 beliau ditugaskan untuk mengajar di wonosari gunung kidul (jangan di bayangkan wonosari saat ini), wanita muda yang berkulit cerah ini menceritakan saat di wonosari tinggal di rumah Pak Lurah, dan tugas beliau di awal - awal untuk ngajar adalah mencari tempat ngajar dan mencari murid (ga kebayang kan? seorang guru saat itu pengorbanan nya demi mengajar), karena masih menurut penuturan beliau saat itu beliau dikirim oleh Yayasan dan uniknya nama sekolah sudah ada tapi gedung dan murid belum ada.
Beliau saat mencari gedung dan murid setiap hari berjalan di daerah wonosari yang akhirnya diberikan kesempatan oleh MTs Muhammadiyah saat itu untuk memakai salah satu gedung nya di jadikan kelas dan beliau mengajar ditempat itu. Gedung sudah dapat, perjuangan mencari murid akhirnya diteruskan, alhamdulillah murid di dapat itupun kurang dari 10 murid tapi semangat beliau untuk mengajar mampu mengalahkan guru yang mempunyai ratusan murid, keikhlasan beliau mengajar tercermin dari tiap hari berjalan kaki dari rumah Pak Lurah sekitar 4 km ke lokasi, berarti bolak balik sudah 8 km sendiri.
8 km bagi beliau itu perihal kecil, karena saat SD beliau menceritakan untuk sekolah melahap 11 km berjalan menuju sekolah hanya karena haus ilmu, bagaimana dengan kita saat ini jika dibandingkan dengan beliau??
lebih banyak semangat atau mengeluh kah?? itu baru dari Bu Rita yang saya paparkan disini belum guru - guru yang lain yang tidak kalah menariknya pengalaman kehidupan yang di nikmati.
Terimakasih Bu Rita dan kawan - kawan guru semua yang sudah bersedia memberikan ilmu nya yang sangat berharga kepada kami, sungguh kami hanyalah sekumpulan manusia yang perlu di tampar agar tidak selalu mengeluh terhadap takdir Allah.
Wallahu'alam bish shawab....

Minggu, 16 Februari 2014

Parenting di Ambarawa

Hari ahad kemarin tanggal 16 saya mendapat kesempatan untuk bersilaturahim dengan wali siswa SD dan SMP Bimbel Primagama di kota Ambarawa. Sharing kali ini memang tema nya lebih umum tidak khusus sehingga materi yang disampaikan pun tidak menjurus di satu sisi. Sebenarnya jika saya diminta untuk mengisi parenting, ada ketidak percayaan diri yang besar dalam diri ini dikarenakan saya hanya mengandalkan teori dan pengalaman mengajar serta ilmu yang di dapat dari proses konsultasi di DMI dari beberapa klien yang datang.
Akan tetapi tanggungjawab profesi sebagai Psikolog lah yang mengharuskan diri saya untuk terjun saat dimintai mengisi tentang parenting, hanya metode yang saya rubah, lebih mengedepankan peserta yang notabene para orang tua sebagai narasumber dan saya menjadi moderator atau sebagai pemantul dari respon yang ada serta memberikan penguatan dengan sharing pengalaman dari informasi yang saya dapatkan entah dari teori ataupun dari pengalaman nyata di sekitar.
Walaupun setelah sesi berakhir ada beberapa orang tua yang sharing dengan meminta waktu cukup lama, tapi diri ini kadang masih kurang percaya diri jika menghadapi tema ini, dalam hati hanya berdo'a semoga saya kelak mampu merealisasikan semua yang di sharingkan, amiiiiin.
Wallahu'alam bish shawab.

Kelud

Hari kamis tanggal 13 jam 22.50 WIB Gunung Kelud mengeluarkan keperkasaan nya dengan mengeluarkan dentuman yang terdengar suaranya sampai kota Solo dan Jogja, dentuman tersebut di ikuti dengan abu, pasir dan kerikil yang cukup berbahaya untuk kesehatan. Sehingga tidak sedikit para dermawan dari kalangan mahasiswa sampai pekerja yang membagikan masker di pinggir jalan sebagai bentuk empati kepada seluruh warga yang terkena abu vulkanik gunung kelud.
Letusan gunung Kelud kali ini memang lebih besar dibanding tahun 2007 lalu, tidak hanya kota kediri yang jelas merasakan dampaknya akan tetapi "terbagi" sampai ke kota Garut Jawa Barat. Jogja dan Solo jelas terkena abu vulkanik ini karena memang angin mengarahkan abu ke arah barat dari gunung Kelud, bahkan mampu menjadikan Jogja kota "mati" pada hari Jum'at tanggal 14, saking banyak nya "auran" abu vulkanik yang turun institusi pendidikan dari TK sampai PT pun diliburkan, sebagian perkantoran ditutup. Dengan jarak pandang kurang dari 10 meter, membuat pedih mata dan sesak cukup menggambarkan bagaimana "dahsyat" nya abu kiriman ini.
Tidak sedikit penduduk Jogja yang hanya memilih untuk tinggal dirumah saja, menikmati "auran" abu yang berwarna putih seperti pasir pantai. Hari sabtu kota Jogja mulai terlihat kehidupan dengan dimulai lagi aktifitas para pekerja yang tentunya belum sebanyak hari biasanya, hari Minggu yang biasanya kalau pagi - pagi keluar kos di jalanan di "hiasi" para pejalan kaki sambil mengayun - ayun kan tangan ataupun warga yang lari - lari kecil untuk berolah raga, kemarin hari saya tidak melihat pemandangan yang biasa itu. Kerinduan warga Jogja adalah guyuran hujan yang di "hadiahi" oleh Allah untuk membersihkan sisa - sisa abu Kelud yang masih menempel di genting rumah, daun pohon, jalanan. Rindu itu semakin memuncak kala ada tiupan angin yang cukup merepotkan mata, hidung dan pandangan mata saat berkendara ataupun bagi pejalan kaki.
Tadi malam sekitar jam 22. 15 Allah memberikan hadiah hujan kepada warga Jogja, akhirnya yang ditunggu - tunggu datang juga, moment hujan inilah yang dirindukan beberapa hari ini, terlihat dari status BB beberapa kawan yang menginginkan hujan deres dan lama, insya Allah cukup untuk membersihkan sisa - sisa abu yang "nongkrong" ^_^
Allah itu ga akan pernah ingkar janji dan pasti akan memberikan di saat yang tepat untuk kebaikan hamba Nya...
Wallahu'alam bish shawab....

Minggu, 09 Februari 2014

Khalid bin Walid

Dalam pemerintahan Khulafaurrasyidin Umar bin Khatab ada seorang komandan perang, yang dengan bantuan Allah tidak pernah kalah di medan perang. Tetapi, akhirnya dipecat dan digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah saat perang melawan Romawi, dan ia pun menjadi tentara biasa. Khalid bin Walid tetap berperang, bahkan lebih gigih dari saat ia menjadi komandan. Tatkala ditanya, "Mengapa anda melakukan semua ini?" ia menjawab. "Sungguh, aku ingin menaklukan kota Syam karena Allah, bukan karena Umar."

Khalid adalah profil manusia mukhlis, seorang sahabat yang keihklasan nya sangat teruji, bagaimana jika situasi di atas pada jaman sekarang?
semoga kita dapat mengikuti perjuangan iman para sahabat, insya Allah amiiiiin.
Wallahu'alam bish shawab....

Al - Junaid Al - Baghdadi

Suatu hari Al - Junaid seorang tabi'in, duduk diantara para tabi'in yang sedang berbincang - bincang tentang siapa yang lebih banyak mencitai Allah? Seorang dari mereka berkata, "orang yang banyak melakukan shalat lail." yang lain berkata, "orang yang bergaul dengan orang yang taat dan menjauhi orang fasik dan lebih mencintai Allah azza wajalla."
Sampailah percakapan itu pada Al - Junaid, hingga mereka berkata:
"Orang yang cinta Allah adalah hamba yang meninggalkan dirinya, selalu menyebut - nyebut Rabbnya, melakukan hak - hak Nya, melihat Allah dengan hatinya. Jika ia bercakap - cakap, ia bercakap dengan Allah; jika ia berbicara, ia berdzikir pada- Nya; jika bergerak, maka ia bergerak dengan perintah Nya; dan jika ia tenang, maka ia bersama Allah Azza Wajalla. Ia milik Allah, untuk Allah dan bersama Allah."

Minggu, 02 Februari 2014

Benarkah??

Saat itu saya sedang mengikuti satu acara pelatihan, seperti biasa trainer yang mengisi di awali dengan memberikan yel yel dengan tujuan mnejaga semangat atau mood peserta saat pelatihan berlangsung. Salah satu materi yang saya dapatkan adalah tentang berfikir positif, ada satu kalimat yang cukup menarik di lontarkan oleh sang trainer kala itu.

"jika kalian berfikir positif, maka energi positif akan memancar dari diri kalian dan kalian pun akan mendapatkan respon positif balik dari lingkungan"

Salah kah kalimat itu?
Benarkah kalimat itu?

Saya tidak berhak untuk men judge salah atau benar, yang ingin saya sampaikan disini adalah jika kita merunut ke belakang, sejarah 1400 tahun yang lalu, saat Rasulullah SAW menyampaikan dakwah tentang Islam tidak kurang dalam setiap harinya Rasulullah mendapatkan cacian - makian - dilempar kotoran sapi - bahkan di usir dari Thaif yang kemudian malaikat menawarkan kepada Rasulullah untuk membalas penduduk Thaif, Rasulullah tidak mau membalas dan bersabda "mereka belum tau", padahal Rasulullah seorang yang berfikir positif dan berperasaan positif bahkan sikap dan perilakunya pun positif tapi dari lingkungan tetap mendapatkan respon yang negatif.

Mungkin saya terlalu jauh untuk mencontohkan ke Rasulullah, tapi selain Rasulullah adakah contoh yang lebih baik?

Respon orang itu bisa berbeda - beda terhadap fikiran - sikap - perilaku kita, dan itu sulit untuk di bendung, maka yang terpenting adalah menjaga niat tetap lurus dan menjaga ke ikhlas an agar tetap berjalan, kekuatan Rasulullah adalah keikhlasan berjuang untuk ridho Allah. Bagaimana dengan kita?

Wallahu'alam bish shawab....

Ayah...

Teringat masa kecilku...
Kau peluk dan Kau manja...
Indahnya saat itu...
Buatku melambung...di sisimu...
Terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu...
Kau tuturkan segala mimpi - mimpi serta harapanmu...

Masih ingat penggalan lagu di atas kawan?
Iyaaaap...itu merupakan lagu yang di bawakan oleh ada Band beberapa tahun yang lalu, meskipun sudah lama tapi saya pribadi setiap kali mendengarkan lagu ini selalu teringat kenangan bersama Ayah tercinta, bagaimana didikan yang beliau berikan dari kecil sampai saat ini.

Sosok ayah memang sangat penting di keluarga, beliau adalah pemimpin sebagai penunjuk arah kendaraan keluarga mau di bawa kemana, ketegasan dan kesan galak terkadang berdampingan jika melihat sosok beliau ini, itulah yang dirasakan oleh Tantowi Yahya dan Helmi Yahya terhadap sosok ayah mereka.

Tantowi dan Helmi Yahya menceritakan pengalaman beliau berdua saat mendapat didikan yang keras di acara Kick Andy beberapa hari yang lalu, bagaimana seorang ayah yang keseharian nya "mendandani" kacamata di pinggir jalan mampu menyekolahkan anak - anak nya ke Jawa, seorang ayah yang rela merenggut dunia main anak - anak nya diganti dengan les bahasa Inggris dan untuk menuju tempat les berjarak 15 km, bagaimana seorang helmi Yahya saat itu sebagai ketua OSIS merangkai acara study tour ke Jawa tapi di larang untuk ikut dikarenakan kekurangan ekonomi dan ayahnya cuma bilang "nanti kamu akan kencingi jakarta", masih banyak cerita - cerita lain yang mengharukan dan penuh inspirasi.

Sekarang kiprah dari Tantowi dan Helmi Yahya sudah tidak bisa di pungkiri lagi sepak terjang nya, Tantowi sebagai seorang anggota DPR dan presenter cerdas dan kondang serta Helmi Yahya yang dijuluki Raja Kuis di Indonesia, "menjadi" nya mereka berdua tidak terlepas dari didikan orang tua nya saat kecil, bukan harta ternyata yang terpenting yang diberikan orang tua tapi nilai - nilai kehidupan yang di anut oleh anak - anak nya yang paling penting.

Pertanyaan sekarang adalah nilai - nilai apa yang akan diberikan oleh kita terhadap anak - anak kita?

Wallahu'alam bish shawab...