Suatu
hari terjadi kebakaran di suatu rumah, hampir seluruh anggota keluarga keluar
untuk menyelamatkan diri dari lalapan si jago merah. Haru dan isak tangis
menjadi suguhan kala melihat kondisi rumah yang sudah mulai tersapu habis, saat
itu juga sang Ibu dan Ayah mencoba untuk menghitung anak – anak nya, dari 4
anak hanya tiga yang ada, anak terakhir yang masih berusia 2 tahun tidak
terlihat dan setelah di cari ternyata masih ada di kamarny di rumah yang
terbakar.
Sang
Ibu saat itu langsung menangis dan berteriak minta tolong kepada orang sekitar
untuk menyelamatkan anak bungsunya tersebut. Respon orang sekitar diluar dugaan
karena tidak ada yang berani untuk masuk ke dalam rumah yang terbakar, tanpa
berfikir panjang lagi akhirnya sang ayah lah yang menerobos lautan api untuk
mencari dan menyelamatkan anak bungsunya tersebut. Saat mencari anak nya sang
ayah tidak memperdulikan panas yang menyengat tubuhnya, tidak memperdulikan
rasa sakit dari belahan kayu yang jatuh ke tubuhnya, sampai akhirnya anak
bungsu tersebut mampu dikeluarkan dan terselamatkan dari serangan api.
Sesaat
setelah menyelamatkan anak bungsunya, sang Ayah istirahat dan baru merasakan
sakit di sekujur tubuhnya, rintihan kesakitan menjadi teman dari luka dari
kulit yang terbakar. Sahabat yang saya cintai, cerita di atas merupakan
gambaran dari proses kehidupan yang kita jalani. Saat kita mencoba melakukan
aktivitas di luar tujuan pribadi yang muncul adalah energi di luar batas,
seperti yang dilakukan oleh sang Ayah di atas, pengorbanan menjadi modal utama
untuk melecut motivasi agar lebih maksimal lagi dalam berusaha, rasa sakit
bukan menjadi penghalang untuk sebuah pengorbanan, rasa sakit adalah vitamin
untuk effort yang lebih.
Sebaliknya,
jika aktivitas yang kita lakukan terlalu berfokus kepada diri, maka yang
terjadi adalah rasa sakit yang tidak kunjung padam. Terlalu berfikir untuk diri
sendiri maka tidak akan merasakan nikmatnya pengorbanan. So, saat ini aktivitas
kita disuguhkan untuk siapa? Apakah kita sudah melakukan pengorbanan?
Wallahu’alam bis
shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar