Minggu, 05 Januari 2014

Perjalanan mengasyikan

Semoga Allah selalu memberikan kemudahan bagi siapa saja yang berjalan di atas kebaikan, amiiiin.
Malam itu hari jum'at kami berempat berangkat menggunakan motor menuju wonogiri, tepatnya di kecamata batuwarno. Saya, Pranowo, Wanto dan Pak Ichsan mendapatkan kepercayaan untuk menjadi fasilitator outbound para santri TPA.
Setelah magrib tepatnya pukul 18.30 kami berangkat dari kotagede menuju wonogiri, perjalanan malam memang sangat berbeda dengan siang, angin malam nya membuat badan memerlukan perlindungan yang lebih, kesiapan mata dalam "menanggapi" setiap jalan dan "apapun" yang terliat menjadi suatu keharusan, karena cahaya bulan dan lampu hanya menjadi penerang saat itu.
Untuk menjaga kondisi, kami bersepakat untuk istirahat makan malam dulu di bukit bintang, salah satu tempat favorit kawula muda yang sedang di anugerahi rasa sayang terhdap pasangan nya. Terlihat saat kami singgah di salah satu tempat makan, disana sudah ada pasangan yang sedang duduk berhadap - hadapan sambil sesekali senyuman dan tawa menjadi penghias warna malam diantara mereka. "Pasangan suami istri yang romantis" fikir saya saat itu, walaupun belum tau suami istri atau tidak tapi saya sedang latihan untuk mencoba ber husnudzon saja.
Tiga puluh menit cukup bagi kami untuk menyelesaikan ritual makan malam, kami melanjutkan perjalanan lagi menembus angin malam dengan kecepatan 70 - 80 km/jam, semakin cepat dijalan semakin cepat nyampe tempat semakin cepat kita bisa istirahat, karena besok jam 8 pagi kita akan melangsungkan "konser" di hadapan para santri TPA dan tenaga kami perlu cepat pulih menghadapi 400 santri.
Perjalanan menuju wonogiri melalui gunung kidul, pengalaman pertama bagi saya dan saya langsung mendapatkan kesan yang luar biasa ajib. Bagaimana tidak terkesan? jalanan naik turun, berlobang, melewati hutan, jalanan sepi, saat lihat kanan kiri tidak terlihat rumah satu pun, lihat depan dan belakang hanya dua motor yang mengisi jalanan aspal berlubang, sangat asyik, Perjalanan melewati hutan kita selesaikan dalam waktu dua jam, tiba di lokasi sekitar jam 23. 30 karena sebelumnya kami sempat salah jalan, sehingga harus berputar arah. Tempatnya untuk outbound lebih asyik lagi, tempatnya termasuk dataran tinggi, dan memang membutuhkan motor dengan kondisi prima melewati jalan menuju batuwarno ini, disana kami sudah ditunggu oleh pasukan 4 ustadz dan 2 ustadzah dan mereka menjamu kami dengan sangaaat baik, penjamuan yang meneladani apa yang Rasul wasiatkan.
Hal yang menarik dan pelajaran berharga bagi saya, saat melihat ketiga kawan dan para ustadz dan ustadzah dari batuwarno. Pranowo pencipta dan pencetus outbound calistung, Wanto guru TKIT, Pak Ichsan guru TPA, semangat mereka untuk menyenangkan dan mengayomi santri TPA patut di acungi jempol, mereka berani meninggalkan istri - istri (ke tiga kawan sudah menikah) mereka dirumah hanya untuk dakwah melalui outbound untuk para santri, dengan hanya berbekal undangan yang belum pernah bertemu sekalipun dengan yang mengundang nya. Salut kepada mereka kawan - kawan saya ini yang sudah mempunyai istri yang ikhlas ditinggal untuk kepentingan dakwah, tidak semua istri rela untuk ditinggal oleh suami tercinta karena kepentingan agama, apalagi jalan yang dilalui tidak seindah yang dibayangkan. Saya meyakini "tauhid khalis" sudah menjadi pegangan mereka di rumah tangga.
Banyak pelajaran berharga yang mencambuk diri saya yang penuh dengan dosa ini, ketulusan dalam mengemban dakwah dan menjalani agama menjadi dasar dalam setiap gerak langkah para pengemban dakwah ini, terimakasih kawan atas pengalaman yang tidak terkira, semoga ridho Allah selalu menaungi perjalanan hidup kalian dan di akhirat kelak dikumpulkan di jannah yang indah. Amiiiiin y Rabbal'alamin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar